Terbatasnya sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui memaksa manusia menciptakan alternatif lain sebagai bahan baku energi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mampu menghasilkan sumber energi dari limbah, salah satunya adalah urine atau air seni.
Sumber tenaga terbarukan ini merupakan hasil karya tiga mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Fajar Mardhi Hutama, Angga Pradikta Cahyono Purba, dan Teguh Saputra menamakan temuan mereka dengan Amonia Fuel Cell (AFC).
Fajar menuturkan, ide tersebut muncul karena terinspirasi dari seniornya yang membuat karya dengan konsep elektrolis air. Setelah mencari pada sejumlah literatur, mereka menemukan elektrolis amonia memiliki keunggulan dibandingkan elektrolis air.
“Selain amonia melimpah di alam, penggunaan amonia juga membantu mengurangi pencemaran amonia di alam ini. Urine pun menjadi pilihan karena memiliki kandungan amonia yang cukup besar,” ujar Fajar seperti dikutip dari ITS online, Jumat (25/11/2011).
Dia menyebutkan, proses menghasilkan energi dari urine pada AFC harus melewati sejumlah proses. “Cara kerjanya, limbah amonia dielektrolisis sehingga menghasilkan hidrogen. Kemudian dialirkan ke fuel cell untuk dapat menghasilkan energi listrik,” katanya menjelaskan.
Ke depannya, mahasiswa asal Probolinggo, Jawa Timur ini berharap dapat membangun usaha mandiri yang bergerak di bidang teknologi pengolahan air limbah. “AFC sangat potensial untuk dijadikan industri sendiri melihat banyaknya peluang yang tersedia, khususnya dengan jumlah limbah amonia melimpah di berbagai kota besar,” tuturnya.
Hasil karya tiga sekawan mahasiwa angkatan 2010 ini kerap kali menjuarai berbagai kompetisi karya tulis tingkat nasional. Di antaranya juara satu Festival Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (FILM UNS), juara tiga Lomba Inovasi Tingkat Sederhana Universitas Brawijaya (LITS UB). Teranyar, meraih juara dua Kompetisi Inovasi Agroteknologi Institut Pertanian Bogor (KIA IPB).
Sejauh ini karya tulis ini sebatas konsep, sebab mereka terkendala dalam waktu dan biaya. “Selain dipresentasikan saat kompetisi, kami juga ingin AFC dapat dipresentasikan dalam seminar-seminal ilmiah nasional dan internasional,” ungkap Fajar.(sumber: okezone.com)
wah…harus cepet2 di realisasi nih… 😀
pemerintah, tolong donk….anak bangsa mau berkarya. jangan cuma udah tenar baru di ekspose. lanjutin trus bro. idenya siiip bnget dah…
tidak hanya di realisasikan tapi kalw bisa di patenkan pula biar kagak ada yang back up 😀
salut sama mahasiswa ITS:D