Energi Surya Akan Sumbangkan 20 – 25 % Produksi Listrik Dunia Pada Tahun 2050

solar energy

Produksi listrik yang akan dihasilkan dari energi surya pada tahun 2050 diperkirakan akan sebesar 20% hingga 25% dari produksi listrik global. Dua teknologi photovoltaic (PV) atau panel surya dan concentrated solar power (CSP) atau tenaga surya terkonsentrasi akan menghasilkan 9.000 TerraWatt jam. International Energy Agency (IEA) menguraikan analisanya tersebut pada agenda Mediterranean Solar Plan Conference di Valencia, Spanyol.

Menurut IEA, berdasar roadmap panel surya dan tenaga surya terkonsentrasi, menggarisbawahi bahwa kedua teknologi tersebut akan digunakan dengan dua cara yang berbeda, baik dari sisi lokasi maupun skala produksi.

Advertisements

Panel surya akan lebih banyak digunakan pada produksi listrik menghubungkannya ke jaringan yang terdistribusi, selain itu juga memberikan akses energi secara off-grid bagi wilayah pedesaan.

Sedangkan menurut IEA, tenaga surya terkonsentrasi akan digunakan di wilayah dengan langit paling cerah dan matahari bersinar terang pada skala pembangkit listrik besar dan kemudian mengirimkan produksinya ke berbagai wilayah.

Menurut Nobuo Tanaka, Eksekutif Direktur IEA, kombinasi panel surya dan tenaga surya terkonsentrasi menawarkan prospek yang patut dipertimbangkan demi meningkatkan ketahanan energi serta mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari produksi energi listrik hampir sebesar 6 juta ton per tahun pada tahun 2050.

Masih menurut Tanaka, jika berorientasi jangka panjang maka insentif khusus bagi energi listrik dari surya tetap diperlukan untuk mempertahankan penyebaran dan membawa kedua teknologi tersebut mencapai daya saing di lokasi dan waktu yang paling tepat.

Insentif masih diperlukan mengembangkan dan mendorong inovasi dan perbaikan teknologi. Untuk mendorong penurunan biaya dan terobosan jangka panjang, pemerintah perlu menjamin pendanaan jangka panjang untuk usaha-usaha riset, pengembangan dan uji coba.

Panel Surya

Dengan kebijakan yang efektif, panel surya di perumahan dan bangunan komersial akan mendapatkan kesetaraan harga atau lebih murah dari jaringan di berbagai wilayah pada tahun 2020. Panel surya akan menjadi kompetitif pada skala pembangkit di wilayah dengan sinar matahari terbanyak pada tahun 2030 dan menyumbang 5% dari listrik global.

Selain itu IES juga menjelaskan bahwa bersamaan dengan matangnya panel surya dan menjadi teknologi utama, integrasi dengan jaringan, manajemen dan penyimpanan energi akan menjadi isu penting. Industri panel surya, operator jaringan dan pembangkit perlu untuk mengembangkan teknologi dan strategi baru untuk menggabungkan panel surya dalam jumlah besar ke dalam jaringan yang fleksibel, efisien dan cerdas. Pada tahun 2050, panel surya bisa menyediakan listrik lebih dari 11% dari ketersediaan listrik global.

Tenaga Surya Terkonsentrasi

IEA juga berharap bahwa tenaga surya terkonsentrasi, yang di dalamnya termasuk solar thermal, panel surya terkonsentrasi dan kombinasi keduanya, akan menjadi kompetitif untuk beban puncak dan pertengahan pada tahun 2020 di wilayah dimana matahari bersinar terbanyak, jika kebijakan yang sesuai diaplikasikan dan ditujukan bagi wilayah dengan konsumsi listrik terbesar.

Berkat teknologi penyimpanan termal, tenaga surya terkonsentrasi bisa memproduksi listrik 24 jam penuh dan akan menjadi kompetitif dengan listrik untuk beban puncak pada tahun 2025 hingga 2030. Wilayah-wilayah yang akan mengambil keuntungan dari teknologi ini adalah Amerika Utara sebagai produsen listrik terbesar dari tenaga surya terkonsentrasi, diikuti oleh Afrika Utara dan India. Kontribusi tenaga surya terkonsentrasi akan berkontribusi sebesar 11% atau lebih -sama dengan panel surya- dari produksi listrik global di tahun 2050.(planethijau)

Advertisements

1 Comment

  1. aKBAR

    Mantap…..

    Reply

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.