Ingin berbicara lebih lama? Teruslah putar pedal, kata Nokia menyangkut produk handset yang baru saja dirilisnya.
Produsen ponsel terbesar di dunia Nokia meluncurkan empat perangkat dengan harga minimum, serta pengisi baterai yang terkoneksi dengan dinamo di sepeda, sehingga dapat diisi saat dikayuh.
Handset dengan pengisi baterai melalui sepeda itu, memiliki daya tahan standar untuk 6 minggu, dilengkapi dengan fitur radio FM dan lampu. Model itu ditujukan bagi pengguna dengan akses listrik terbatas.
Perangkat baru ini akan hadir pada paruh kedua tahun ini, dengan harga perkiraan antara US$36 (Rp 327 ribu) hingga US$55 (Rp 500 ribu).
Alat bernama Nokia Bicycle Charger Kit ini merupakan alat Pengisi baterai yang dilengkapi jack charging ukuran 2mm yang biasa ada di kebanyakan produk Nokia.
Harga alat untuk mengisi baterai ini sekitar US$18 (Rp 163 ribu).
Sesuai namanya, alat isi ulang ini hanya bisa digunakan di sepeda saja dimana disambungkan ke bagian roda depan dan menghasilkan sumber listrik, mirip seperti lampu sepeda yang menggunakan dinamo.
Kami tidak melihat bahwa alat ini menggunakan baterai Lithium-ion di dalamnya jadi sepertinya alat ini langsung isi ulang ke baterai ponsel dan tidak bisa disimpan.
Cukup sambungkan alat ini ke semua tipe ponsel Nokia yang menggunakan konektor ukuran 2 mm dan baterai siap terisi pada saat anda mengayuh sepeda anda.
Alat ini akan mulai bekerja pada saat anda mengayuh sepeda dengan kecepatan mulai dari 10 km/ jam dan akan otomatis tidak bekerja pada saat kecepatan mencapai 50 km/ jam lebih.
Menurut webnya, dengan mengayuh sepeda selama 20 menit dengan kecepatan rata-rata 10 km/ jam maka kita bisa menggunakan ponsel Nokia 1202 selama 57 menit untuk waktu bicara atau 74 jam untuk waktu siaga (standby).
Perangkat baru yang paling murah adalah Nokia C series, yaitu C100 yang diharapkan akan dijual dengan harga berkisar US$ 36 (Rp 327 ribu). Model ini juga yang pertama dengan solusi 2 kartu SIM dalam satu perangkat.
“Dengan secara sedehana menekan tombol tertentu, orang bisa berpindah di antara kartu SIM ini,” kata wakil presiden Nokia, Alex Lambeek.
“Kemampuan ini digunakan untuk mengurangi biaya panggilan, fleksibilitas saat bepergian dari satu negara ke lainnya, serta membantu orang untuk bersama-sama menggunakan telepon dalam satu keluarga, tapi juga tetap menggunakan kartu SIM sendiri.”
Nokia baru-baru ini menghadapi kompetisi yang kuat di pasar ponsel berteknologi tinggi, terutama dengan BlackBerry dari RIM, iPhone milik Apple serta Android dari Google, meskipun saat ini tetap jadi pemimpin dalam pasar global.
Cara lain untuk kembali meraih konsumen baru di pasar ini, Nokia telah meluncurkan tiga smartphone sangat murah pada April, termasuk model pertama yang akan dijual dengan harga US$125 (Rp 1,2 juta)
Nokia telah menjadi produser handset teratas sejak 1998. Tahun lalu, perusahaan ini berhasil menjual 423 juta perangkat. Nokia berbasis di Espoo, dekan Helsinki dengan pekerja sekitar 126 ribu di seluruh dunia. (suaramedia)