Kurangi Minuman Manis Mulai Sekarang

MINUMAN bersoda, jus buah atau energy drink bisa jadi salah satu minuman favorit Anda. Namun, minuman ini bisa meningkatkan risiko diabetes, obesitas, meningkatkan tekanan darah.

Advertisements

Siapa yang tidak suka minuman berasa manis? Apalagi saat dahaga menjelang. Namun, dampak kesehatan masyarakat jika terlampau berlebihan mengonsumsi minuman manis telah lama didengungkan. Selain meningkatkan risiko menderita diabetes, minuman manis juga menambah risiko terhadap berat badan yang berlebihan.

Meningkatnya konsumsi minuman manis antara tahun 1990 dan 2000 berkontribusi pada meningkatnya 130.000 kasus baru diabetes, 14.000 kasus baru penyakit jantung koroner dan 50.000 orang yang kehilangan tahun-tahun hidupnya akibat penyakit jantung koroner selama sepuluh tahun terakhir.

Gula pemanis dalam soda, minuman pembangkit energi (energy drink) dan minuman buah (tidak 100 persen jus buah) mengandung kalori yang setara dengan 120–200 kalori per porsi. Dengan kadar seperti itu, tentu saja memainkan peran penting dalam peningkatan obesitas masyarakat. Begitu besarnya efek yang ditimbulkan minuman manis, tidak berlebihan jika Anda diminta untuk mengurangi konsumsinya setiap hari. Bahkan, pengurangan sedikit takaran per hari dalam asupan minuman manis dapat berpengaruh pada tekanan darah Anda.

Dalam sebuah studi terbaru selama 18 bulan, para peneliti menemukan penurunan 1,8 poin pada tekanan darah tinggi dalam tekanan sistolik, semakin menuju tekanan ideal 120/80 yang diinginkan dan 1,1 poin dalam tekanan diastolik ketika asupan minuman manis berkurang satu harinya.

Laporan terbaru ini telah dipublikasikan pada 24 Mei lalu di jurnal kesehatan Circulation. ”Kami menemukan hubungan antara dosis (minuman manis) dan respons langsung,” kata pemimpin utama studi Dr Liwei Chen, asisten profesor epidemiologi di Louisiana State University Health Science Center School of Public Health, New Orleans, Amerika Serikat seperti dikutip laman HealthdayNews.com.

”Kalau pengurangan (gula) secara individual memang tidak banyak berpengaruh. Tetapi jika terjadi dalam populasi yang besar, mengurangi konsumsi total gula bisa memiliki dampak yang signifikan,” terangnya.

Chen mencatat, peningkatan kadar minuman manis tercatat dalam kelompok orang tua yang mengonsumsinya jauh di bawah rata-rata konsumsi Amerika, yaitu 2,3 porsi minuman manis per hari.

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit serangan jantung, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya. The American Heart Association (AHA) telah lama memperingatkan tentang bahaya kesehatan yang mungkin timbul dari penggunaan gula yang ditambahkan dalam produk seperti minuman ringan, terutama dalam laporan yang dikeluarkan tahun lalu.

”Penelitian baru ini berupaya memperkuat bukti yang mengaitkan hubungan menurunnya ketahanan tubuh dengan penambahan kadar gula, dalam kasus ini di minuman. Dan risiko peningkatan tekanan darah di dalamnya,” kata Rachel K Johnson, penulis utama laporan asosiasi jantung dan profesor gizi di University of Vermont, Amerika Serikat.

Advertisements

1 Comment

  1. Agung Ngurah

    ada gula ada semut. Ada pabrik rokok ada perokok. Merubah kebiasaan dari mengobati dengan mencegah sangatlah sulit di negri kita ini. Mudah2an pemerintah berperan aktif disini. Thks

    Reply

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.