Proses Kimia Minyak Nabati

Kegunaan :

Advertisements

Sebagai bahan makanan: minyak goreng, bahan baku margarin, kue dsb.

kandungan terbesar adalah lemak, yang berfungsi untuk:

1) sumber energi

2) pembawa vitamin A,D,E,K

3) mengandung asam lemak esensial terutama asam lemak tak jenuh

Bahan baku industri lain :

– sabun – cat – vernish

– kosmetik (sampo. Lipstik dll) – pelumas

BAHAN BAKU

Biji-bijian atau buah-buahan, yang memiliki nilai ekonomis :

– kelapa

– kelapa sawit

– jagung

– jarak

– olive (zaitun)

– kacang tanah

– biji kapuk

– biji kapas

PENGGOLONGAN MINYAK

Golongan jenuh

– tidak memiliki ikatan rangkap

– misal asam stearat (C17H35COOH)

Golongan monoolefinik

– memiliki 1 ikatan rangkap

– misal asam oleat (C17H33COOH)

Golongan poliolefinik

– memiliki 2 ikatan rangkap

– misal asam linoleat (C17H31COOH),

– asam linolenat (C17H29COOH)

Minyak alamiah mengandung campuran asam lemak yang tersusun tidak hanya oleh satu macam asam lemak, tetapi oleh 2 atau 3 macam asam lemak

 

Perbedaan ANTARA MINYAK DAN LEMAK

Minyak :

Pada suhu kamar berbentuk cair

Banyak mengandung asam lemak tak jenuh

Lemak :

Pada suhu kamar berbentuk padat

Banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai C panjang

catatan Asam lemak jenuh dengan rantai C pendek berbentuk cair

Produksi Minyak Nabati Di Indonesia

Bahan baku : kelapa atau kelapa sawit

Perbedaan kandungan beberapa bahan baku minyak nabati

Nilai Ekonomis

Kelapa :

– banyak terdapat di Indonesia

– kandungan : * sabut 35%

* batok 12 %

* daging 28 %

* air 25 %

– kandungan minyak :

* daging segar 35 – 50 % lemak

* kopra 63 – 65 % lemak

Nilai Ekonomis

Kelapa sawit

– banyak di Indonesia

– kandungan : * sabut 35 -60 %

* biji sawit 6 – 13 %

– kandungan minyak : sabut 50 – 55 %

PROSES PRODUKSI MINYAK NABATI

Minyak kasar (minyak mentah = crude oil)

Perbaikan kualitas

– Rafinasi

– Fraksinasi

– Interesterifikasi

Cara memperoleh minyak kasar

Ada 2 cara :

1. press  hidrolik : sisa minyak 5 – 7 %

screw press : sisa minyak 4–6%

2. ekstraksi : sisa minyak ± 1 %

dengan pelarut : – hexan

– trichloro ethylene

– benzene

Hasil minyak kasar (crude oil) harus diolah lagi untuk mendapatkan kualitas minyak yang lebih baik

 

 

RAFINASI

Tujuan :

untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak enak

Macam-macam proses :

a. Degumming

b. Netralisasi

c. Bleaching

d. Deodorisasi

Proses-proses dalam Rafinasi

  • Degumming

– Tujuan : untuk menghilangkan zat-zat terlarut/

koloid (resin gum, protein, fosfatida dalam

minyak)

Cara :

Dengan penambahan asam (H3PO4, H2SO4 dsb) untuk membentuk flok-flok zat terlarut dan koagulasi koloid

  • Netralisasi

– Tujuan : Untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat menimbulkan bau tengik

Cara :

– dengan menambah soda kaustik (proses

penyabunan), juga untuk decolorisasi

– dengan destilasi uap dapat mereduksi FFA

sampai tersisa 0,01 – 0,03 %

Proses-proses dalam Rafinasi

  • Bleaching

– Tujuan : untuk menghilangkan zat warna yang terlarut/terdispersi

– warna berasal bawaan bahan baku

a. Caratinoid (merah dan kuning)

b. Klorofil dan peptin (hijau)

– Cara :

a. Absorbsi dengan norit atau tanah pemucat

b. Secara kimia dengan prinsip reaksi oksidasi

c. Hidrogenasi & pemanasan

Proses-proses dalam Rafinasi

  • Deodorisasi

– Tujuan : untuk menghilangkan rasa dan bau yang

tidak dikehendaki (0,001 – 0,1%), yang

berasal dari karbohidrat tak jenuh, FFA dengan MR rendah, atau senyawa- senyawa aldehid dan keton

– cara : dengan destilasi uap

 

 

FRAKSIONASI

Tujuan : untuk memisahkan fraksi cair (minyak) dan fraksi padat (lemak)

Fraksi cair mengandung olein

padat mengandung stearin

Cara :

a. Tanpa pelarut (fraksionasi kering)

b. Dengan pelarut (fraksionasi basah)

c. Dengan larutan deterjen (sodium lauryl sulfat)

Cara-cara Fraksionasi

Fraksionasi tanpa pelarut

Minyak dipanaskan sampai 700 C kemudian

didinginkan dan suhu dipertahankan pada 500 C

selama 24 jam

Fraksionasi dengan pelarut

Cara : dengan ditambahkan pelarut ke dalam minyak, kemudian diaduk perlahan-lahan sampai diperoleh fasa cair dan fasa padat

Bag atas : Fasa cair (campuran antara olein & pelarut)

dipisahkan dengan destilasi

Bag bawah : fasa padat (stearin)

Fraksionasi dengan larutan deterjen

* secara prinsip = fraksionasi kering, hanya ditambahkan deterjen untuk aksi pembasahan (wtting action)

* waktu pendinginan lebih cepat dan hasil pemisahan lebih baik

 

INTERESTERIFIKASI

Tujuan : untuk mengubah titik cair lemak

Prinsip :

jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator (biasabya Natrium Ethoxida atau Natrium Methoxida) sampai temperatur 110 – 1600C, maka gugusan asam lemak dapat berubah posisi

Dengan interesterifikasi ini, maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak tak jenuh

Advertisements

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.