Konfigurasi pengering surya yang umum digunakan dapai dilihat pada Gbr. 1.Hasil optimasi perhitungan biaya minimum dari mesin pengering yang terdiri kolektor surya, bak pengering dan kipas pengangkut udara panas dengan menggunakan metoda pengali Lagrange menunjukkaan bahwa biaya komponen terbesar adalah kolektor surya, diikuti bak pengering dan yang paling kecil adalah kipas pengangkut udara panas. (Kamaruddin, 1993, Kamaruddin 1995) Karena itu hasil penelitian Kamaruddin tsb. merekomendasikan untuk menggabungkan kolektor surya dengan ruang pengering agar biaya konstruksinya secara drastis dapat dikurangi. Berdasarkan hasil penelitian diatas, Kamaruddin ,dkk menciptakan berbagai konfigurasi pengering surya yang menggunakan bangunan transparan dan plat penyerap radiasi surya yang diletakkan dalam bangunan transparan (Kamaruddin, 2007).
Adapun bentuk konfigurasi pengering surya ERK tadi dapat dibagi menjadi beberapa tipe, sbb..
1) Tipe stasioner dimana bahan yang dikering berada dalam keadaan diam selama proses pengeringan berlangsung dan diletakkan dalam bak, kabinet atau rak Wulandani, dkk.2006)
2) Tipe dinamik dimana bahan yang dikering bergerak dan teraduk secara kontinyu dalam drum yang berputar, diatas rak yang digetarkan.(Nelwan, 1997)
3) Tipe resirkulasi dimana bahan yang dikeringkan mengalir didalam pipa sambil mengalami proses pengeringan (Kamaruddin, 2007)
Sejak beberapa tahun terakhir, istilah ERK kemudian diganti dengan istilah penegring surya ICDC (Integrated Solar Collector-Drying Chamber) yang lebih menekankan integrasi bangunan transparan sebagai perangkap radiasi surya dan ruang penegring yang berupa bangunan transparan. Gabr.2 adalah contoh tipikal dari pengering ERK.
Didalam bangunan transparan dibuat dari bahan fiberglas atau polikarbonat dapat ditempatkan bak pengering, rak ataupun drum tempat bahan yang dikeringkan. Pada Gbr 2 ini terlihat kolektor surya berupa plat besi yang dicat hitam ditempatkan pada kedua sisi bangunan transparan. (lihat tanda panah).
Bila bak yang diletakkan dalm bangunan transparan udara pengering dihembuskan melalui plenum (lantai bak yang diberi berlubang). Udara panas dapat dibangkitkan dengan menggunakan tungku biomassa yang dileatkan melalui penukar panas. Udara panas yang terjadi akibat perpindahan panas dari permukaan kolektor surya dapat dihisap dan dihembuskan kembali melalui plenum. Karena bahan berada dalam keadaan diam suhu pengeringan, untuk gabah tidak boleh melebihi suhu 45 oC untuk menghindari keretakan pada bahan yang dikeringkan.
(Sumber ; Kamaruddin Abdullah, Lab. Konversi Energi Surya & Pasca Sarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada)