Photovoltaic atau sel surya hingga kini masih menjadi pilihan terbaik untuk aplikasi peralatan-peralatan portabel. Dibandingkan dengan teknologi lain yang memanfaatkan energi terbarukan, sel surya sudah mencapai tingkat kematangan teknologi yang lebih tinggi, meski hingga kini harganya masih relatif mahal.
Sebuah universitas di Jerman, Universität Duisburg-Essen, telah memulai sebuah penelitian untuk mengembangkan sel surya hibrida yang fleksibel dan tentunya bisa digulung.
Menurut para peneliti dari universitas tersebut, inovasi yang mereka lakukan berbeda dengan sel-sel surya yang banyak digunakan saat ini dimana sebagian besar masih menggunakan kristalin silikon. Mereka akan menggunakan kombinasi bahan organik dengan semikonduktor oksida logam dengan struktur nano. Pemilihan bahan organik tersebut bertujuan untuk mendapatkan sifat fleksibel, sementara penggunaan oksida logam bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sel surya dibandingkan sel surya organik murni.
Keuntungan lain pemilihan bahan tersebut, menurut Dr.Ing. Niels Benson dari universitas Duisburg-Essen, adalah tidak diperlukannya pemrosesan dengan temperatur tinggi. Kondisi demikian memungkinkan pemakaian substrat fleksibel sebagai prasyarat penting didapatkannya sel surya yang dapat digulung.
artikel menarik , Afra