Indonesia mempunyai potensi sumber energi biomassa sekitar 50 GWe, sedangkan surya antara 4,8-5,2 kWh/m2/hari.
Sumber energi biomassa dan surya merupakan bagian dari sumber energi terbarukan yang sifatnya bersih dan saat penggunaannya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kedua sumber energi terbarukan sudah sejak lama dimanfaatkan di negara kita walaupun energi biomassa dalam bentuk bahan bakar cair (bio-diesel dan bio-ethanol) baru berkembang pada beberapa tahun terakhir setelah Indonesia terpaksa menjadi pengimpor BBM (oil net importer).
Penerapan solar PV juga sudah lama sejak awal 1970an tetapi mengalami kendala karena pemanfaatannya terbatas untuk kebutuhan rumah tangga untuk penerangan dan tidak untuk kegiatan produktip. Masalah lain ketersedian kegiatan pelayanan purna jual serta buku pedoman sehingga beberapa komponen sistem yang dikenal dengan SHS (Solar Home System) digunakan untuk keperluan lain yang menyebabkan kurang berfungsinya sistem secara optimal dan bahkan banyak yang gagal berfungsi samasekali. Disamping itu umumnya introduksi teknologi banyak ditangani oleh pemerintah dalam bentuk bantuan sosial sehingga peranan fihak swasta menjadi berkurang.
Kecuali Solar PV dan pembangkit listrik surya termal (steam turbin), teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk tujuan pemanasan/pengeringan dan pendinginan maupun teknologi konversi energi biomassa untuk pembuatan bahan bakar padat, cair dan gas sudah dapat dikuasai oleh bangsa kita. Walaupun demikian pemanfaatan dari berbagai teknologi tsb, masih terbatas pada kegiatan penelitian ataupun mengisi program pemerintah seperti program DME (Desa Mandiri Energi) dan belum banyak sektor swasta yang terlibat (Menkoekuin, 2008). Hal ini telah menyebabkan belum banyaknya teknologi berbasis sumber energi terbarukan yang mendapatkan nomor SNI maupun paten. Diseminasi teknologi masih terkendalam dalam berbagai hal antara lain sistem penganggaran yang belum bersifat jangka panjang (multi years) dan belum terjadinya sinergi berbagai program terkait (DRN, Dikti, Departemen Teknis).
Teknologi berbasis energi surya dan biomassa dapat dijabarkan sbb.:
-
Teknologi Energi surya meliputi:
1) Surya Elektrik (Solar PV) sebagai catu daya, untuk berbagai kerja seperti untuk penerangan, pompa air, pendinginan termoelektrik dsb.
2) Surya termal
- Surya langsung (pengeringan, pemanasan (solar water heater, solar cooker), pendinginan (absorpsi, adsorpsi), penyulingan air bersih, pembangkit listrik tenaga uap, pemaanas pembakaran eksternal (Stirling engine), penyinaran (day lighting), dll.
- Surya pasif (tak langsung) berupa OTEC, pendinginan nokturnal, untuk penyegaran udara (AC) atau peyimpan komoditas pertanian dan perikanan.
-
Teknologi konversi energi biomassa menjadi
1) Bahan bakar padat:
- Pembuatan arang
- Briket limbah organik
- Pellet
2) Bahan bakar cair
- Bio-diesel melalui proses transesterifikasi (BPPT, ITB, IPB, UGM,dll.)
- Bio-ethanol melalui proses fermentasi (MEDCO)
3) Bahan bakar gas
- Gasifikasi/ CHP (combined heat and power)
- Biogas
(Sumber Kamaruddin Abdullah Universitas Darma Persada)
semoga pemanfaatan energi surya semakin maju untuk meningkatkan produksi energi di indonesia